Sabtu, 02 Juni 2012

Komite Sekolah Terkesan, Penamatan / Perpisahan di Sekolah

https://www.facebook.com/media/set/?set=a.4226779434075.2184090.1422982477&type=3


‘Protokol pembawa acara 2 Bahasa’

Laporan: Suliandi, S.Pd.i
Pengajar di SMPN 1 Watangpulu
SIDRAP – Pada hari Kamis 31 Mei 2011 adalah hari penamatan kali kedua di SMPN 1 Watanpulu yang diprakarsai oleh anggota OSIS, guru dan tak lepas dari pantauan Kepsek Drs Sudirman demi terlaksananya hari kebahagiaan anak siswa bersama keluarganya. Dalam acara tersebut hadir pula Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Sidrap Mikhdar Mahmuddin beserta anggota, Polsek Lawawoi H. Baharuddin, Camat Watangpulu mewakili, Komite Sekolah mewakili, Kepsek SMPN 1 Watangpulu serta orang tua siswa.
Acara penamatan dan perpisahan di sekolah ini bertujuan menciptakan suasana yang lebih erat dengan guru, anak dan orang tua didik serta pihak komite sekolah. Kepsek SMPN 1 Watang Pulu mengatakan, “ada 214 siswa peserta ujian nasional dengan mata pelajaran yang harus diikuti: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA, semuanya telah memberikan Nampak dan sangat memuaskan di sekolah ini, jadi ini murni kelulusan yang sangat menggembirakan. Apalagi kita memiliki prestasi terbanyak diantara sekolah lainnya,” ujar Kapsek.
Dari pengumuman rata-rata nilai UN murni 8,26, Bulukumba meraih peringkat tertinggi dengan rata-rata nilai UN murni 8,75, menyusul Sidenreng Rappang dengan 8,6. Toraja Utara memiliki nilai rata-rata UN murni terendah di Sulsel dengan 7,33 (sumber: fajar).
            Di acara perpisahan adapula pengurus Komite Sekolah SMPN 1 Watanpulu, “saya cukup terkesan dan bahagia sekali melihat pembawa acara berbicara 2 bahasa yaitu bahasa Ingris dan Bahasa Indonesia, “ujarnya sambil tersenyum kepada pembawa acara.
            Camat Watang Pulu dalam sambutannya, orang tua harus menjauhkan anaknya dari sejak dini di pendidikan dasar dalam pergaulan bebas seperti narkoba atau porno aksi yang sering diberikan Metrlacak, “ujarnya. Terutama nantinya jika dia besar akan menjadi generasi penerus di keluarga tersebut. Jauhkan anak didik dari perilaku yang tidak mendidik, bahkan orang tua harus berani di didik dari anak sendiri karena banyak yang kurang paham jiwa anaknya sendiri berbakat tapi tidak di dorong semangatnya. Bahkan terkesan asal sekolah saja dan tidak peduli perilaku kesehariannya. Ada anak didik pintar tapi bodoh, anak anak didik bodoh tapi hebat dalam bersosialisasi dan anak didik nakal karena orangtua dalam penceraian. Ini yang menjadi dasar kenapa kita menjadi guru harus bisa menggurui siapapun.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidikan Sidrap Mikhdar Mahmuddin, dalam sambutannya kepada hadirin. “Guru adalah pengganti orang tua anak didik dan guru harus lebih jeli menyikapi situasi dan kondisi bila anak didiknya dalam masalah”. Guru harus lebih mengedepakan sikap tegas dan berwibawa agar terkesan bahwa “guru saya baik, jujur dan pengertian maka itu saya suka guru itu”, jangan berikan contoh jelek kepada anak didik. Contoh, kerapian dalam berpakaian, waktu yang tepat masuk kelas, perhatian kepada anak didik tanpa pandang latarbelakangnya. Bahkan di Kecamatan Duapitue,”ada seorang guru yang berpakaian baju batik, celana jeans dan sepatu karet yang terkesan guru ini tidak terdidik dan kurang pemahaman etika”, ujarnya. Jadi himbauan Mikhdar Mahmuhdin, guru yang berpengaruh dalam kelas bukan diluar sekolah, karena guru adalah orang tua anak itu bukan orang gila. Semua undangan tersenyum dan terkesan sambil tertawa mendengarnya.
            Lebih 650an Siswa SMPN 1 Watang Pulu terdiri dari 7 kelas satu, 7 kelas 8 dan akan bahkan masih membutuhkan kelas lagi agar bisa menampung siswa dari sekolah lain.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Winamp

MAPS


FOTO-FOTO SMPN 1 WATANPULU

BERITA FOTO

BUKU DIGITAL

Belajar membaca buku digital

Download Opera Mini - The world's most popular mobile Web browser.