Sabtu, 22 September 2012

Anak Didik Harus Membiasakan Diri Tertib Lalu Lintas

“Doronglah motornya dan parkirlah pada tempat yang disediakan di sekolah” ULUALE – Pada hari Senin, 18 September 2012 biasanya tiap hari Senin diadakan upacara penaikan bendera dan dilakukan serentak umumnya tiap Dinas Pemerintahan masing-masing. Kepsek SMP Negeri 1 Watangpulu Drs Sudirman, M.Sc dalam upacara penaikan bendara merah putih di lapangan tengah-tengah anak didik.

Mengatakan bahwa “kalian ini adalah generasi penerus bangsa yang berkarakter dan berintelektual, namun apa kalian sanggup?”, ujarnya. Semua siswa hanya melihat dirinya masing-masing karena harus lebih seksama mendengarkan arahan dari bapak kepala sekolah jika tidak akan dicatat namanya diberi sangsi jika melanggar.

Adapun arahan kepala sekolah Drs Sudirman, M.Sc dalam upacara tersebut yaitu, “anak didik kita ini tidak boleh balapan dan saling mengejar seolah kalian ini yang memiliki jalan raya, nanti bersenggolan motor jadi berkelahi, atau kalian yang menguasai jalanan padahal banyak diantara kalian yang punya motor bisa-bisa tabrakan walau itu hanya dalam pekarangan sekolah saja, bagaimana jika diluar sekolah ini”, ujarnya. Jadi semua siswa yang masuk pagi bagi yang memiliki kendaraan senantiasa tertib lalu lintas baik diluar maupun didalam sekolah. Contoh, siswa yang masuk pas depan pitu pagar harus bisa mendorong motornya sampai ke pekarangan tempat parkiran semestinya.

Tidak ada lagi parkiran diluar sekolah yang siswa itu sendiri menanggung resiko jika hilang motornya. Dalam upacara bendera merah putih tersebut diwajibkan bagi seluruh siswa untuk menghafal lagu Indonesia raya tanp terkecuali.

“Adapun guru yang tidak hadir pada hari Senin untuk upacara maka senantiasa harus minder atau malu kepada dirinya sendiri karena itu sebagai syarat untuk mendapatkan gaji guru sertifikasi”, ujar kepala sekolah. Guru Bahasa Indonesia Aris Sanusi, S.Pd, mengatakan “saya melihat anak didik saat ini banyak yang tidak mempunyai aturan masalah kesopanan, kalau lewat depan harus menunduk minimal senyum terhadap gurunya, lahh... saat ini ada bahkan mala memanggil gurunya dengan panggilan sayang...”,ujar Aris. Jadi sama halnya arahan dengan kepala sekolah, anak didik harus membiasakan diri tertib atau sopan dengan segala hal demi nama baik sekolah maupun nama baik orangtuanya kelak.

Anak didik yang pintar tidak bisa diukur dengan itu saja, malah sebaliknya anak yang bodoh tapi rajin justru lebih bisa menghargai dirinya dan menghargai seorang guru. Pintar itu relatif alias banyak orang pintar itu tapi pintar membodohi, pintar menipu dan pintar dalam segala cara demi nafsunya.(@andi_bila) Baca edisi 385 Lacak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Winamp

MAPS


FOTO-FOTO SMPN 1 WATANPULU

BERITA FOTO

BUKU DIGITAL

Belajar membaca buku digital

Download Opera Mini - The world's most popular mobile Web browser.